Unsur Ekstrinsik Novel Laskar Pelangi
Unsur ekstrinsik novel Laskar Pelangi. Pada novel Laskar Pelangi ada berbagai unsur yang ada didalamnya, misal pada novel Laskar Pelangi itu sendiri pastinya mempunyai unsur intrinsik yang merupakan suatu unsur utama yang membangun utuhnya novel itu sendiri.
Selain unsur intrinsik itu sendiri didalam novel Laskar Pelangi ini ada juga unsur ekstrinsik yang amat kental dengan pengaruhnya. Unsur ekstrinsik adalah elemen eksternal dalam cerita baru yang juga membangun jalannya novel itu sendiri.
Hal ini dilakukan yaitu supaya agar kita lebih bisa memahami makna dari cerita yang terkandung didalam sebuah novel, karena dari proses penciptaan novel pastinya akan ikut dipengaruhi dengan keadaan tertentu yang ada pada saat novel tersebut sedang ditulis oleh si pengarangnya.
Karena unsur ekstrinsik yang ada didalam novel memang bisa tidak lepas dari latar belakang kehidupan si pengarang, pastinya akan ada banyak mengandung berbagai hal tentang kehidupannya seperti dalam segi budaya yang dipegang, lingkungan tempat tinggal, kepercayaan, dan lain sebagainya.
Untuk itu disini saya akan memberikan beberapa pembahasan unsur ekstrinsik yang terkandung didalam novel Laskar Pelangi. Yuk, langsung saja inilah unsur ekstrinsik novel Laskar Pelangi:
Baca juga: Sinopsis Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata
Unsur Ekstrinsik Novel Laskar Pelangi
Analisis Unsur Ekstrinsik Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata
1. Biografi Pengarang Novel Laskar Pelangi
Andrea Hirata Seman Said Harun adalah seorang penulis asal Indonesia yang lahir di Pulau Belitung pada 24 Oktober 1982, Andrea Hirata sendiri adalah anak keempat dari pasangan Seman Said Harun dan N.A. Masturah. Andrea Hirata sendiri lahir di sebuah desa yang termasuk dalam sebuah desa miskin dan letaknya yang cukup terpelosok yang ada di pulau Belitong.
Tinggal di sebuah desa dengan segala sesuatu tentang keterbatasan, itu benar-benar mempengaruh pribadi Andrea untuk sedari kecil. Di mana dia mengaku lebih termotivasi oleh keadaan sekitar yang menunjukkan banyak keprihatinan. Andrea tumbuh seperti kanak-kanak kampung lain. Dengan semua keterbatasan, Andrea tetap menjadi seorang anak yang bahagia dan kadang-kadang beralih menjadi seorang pemikir saat belajar di sekolah. Selain itu, ia juga kerap memiliki sebuah impian dan juga mimpi-mimpi untuk masa depannya.
Seperti yang diceritakannya di dalam novel Laskar Pelangi, Andrea kecil bersekolah di sekolah yang memiliki kondisi bangunan yang sangat memperihatinkan. Sekolah yang memiliki nama SD Muhamadiyah tersebut diakui oleh Andrea bahwa keadaannya cukup memperihatinkan. Namun karena ketiadak adaannya biaya, ia pun terpaksa untuk bersekolah di sekolah yang bentuknya lebih mirip sebagai sebuah kandang hewan ternak. Walau harus menimba ilmu di tempat yang tidak nyaman, Andrea tetaplah memiliki motivasi yang cukup besar untuk tetap belajar. Di sekolah tersebutklah ia bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang memiliki julukan sebagai Laskar Pelangi.
2. Latar Belakang Tempat Tinggal Novel Laskar Pelangi
Lingkungan tempat tinggal pengarang sangatlah mempengaruhi psikologi dari penulisan novel. Apalagi pada buku novel Laskar Pelangi merupakan sebuah novel adaptasi dari cerita nyata yang dialami oleh pengarang secara langsung. Lokasi tempat tinggal pengarang yang jauh berada di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur, Sumatera Selatan yang ternyata benar dijadikannya sebagai latar tempat bagi penulisan novel dari novel Laskar Pelangi tersebut.
3. Latar Belakang Sosial dan Budaya Novel Laskar Pelangi
Pada novel Laskar Pelangi ini banyak sekali berbagai unsur-unsur sosial dan budaya dalam masyarakat yang bertempat tinggal di Belitong. Banyak sekali adanya perbedaan status antara komunitas buruh tambang dengan komunitas pengusaha yang dibatasi oleh tembok tinggi yang merupakan latar belakang sosial. Dimana interaksi antara kedua komunitas tersebut ini memang ada dan saling ketergantungan. Untuk komunitas buruh tambang memerlukan uang untuk bisa melanjutkan kehidupan, sedang untuk komunitas pengusaha memerlukan tenaga para buruh tambang untuk bisa menjalankan usaha dari mereka.
4. Latar Belakang Religi Novel Laskar Pelangi
Selain idu didalam novel Laskar Pelangi juga mengandung latar belakang religi atau agama dari si pengarang sangat terlihat seperti pantulan cermin didalam novel Laskar Pelangi ini. Dimana nuansa keislamannya didalam cerita novel begitu kental. Dimana dalam beberapa penggalan cerita, pengarang sering kali menyelipkan berbagai pelajaran-pelajaran yang mengenai keislaman.
5. Latar Belakang Ekonomi Novel Laskar Pelangi
Sebagian dari masyarakat Belitong mengabdikan dirinya pada perusahaan-perusahaan timah untuk bekerja. Digambarkan didalam cerita novel bahwa Belitong adalah sebuah pulau yang kaya akan sumber daya alam. Namun tidak semua masyarakat Belitong bisa menikmati hasil dari bumi itu. Dimana di PN memonopoli hasil produksi, sementara masyarakat terbatsi di tanah mereka sendiri. Latar belakang ekonomi dalam novel Laskar Pelangi diambil dari kacamata masyarakat belitong yang kebanyakan memiliki tingkat ekonomi yang masih rendah. Padahal sumber daya alamnya sangat tinggi.
Baca Juga: