Mengenal tentang apa itu Blockchain?
Blockchain || Source: Pixabay |
Apa itu Blockchain. Blockchain adalah teknologi yang menyimpan informasi dalam sebuah "rantai blok" (chain of blocks). Setiap blok berisi informasi yang dikodekan dalam bentuk yang tidak dapat diubah, seperti transaksi finansial atau dokumen digital lainnya. Blok-blok tersebut terikat satu sama lain dengan menggunakan teknik kriptografi, sehingga tidak dapat diubah atau dihapus tanpa meninggalkan jejak yang dapat dilihat oleh semua pihak yang terlibat.
Blockchain pertama kali diciptakan pada tahun 2009 sebagai bagian dari proyek Bitcoin, yaitu sistem mata uang digital yang tidak terpusat. Namun, sejak itu, teknologi blockchain telah menemukan berbagai aplikasi lainnya, seperti sistem keuangan terdesentralisasi, sistem verifikasi identitas, dan bahkan sistem pemilihan umum.
Salah satu kelebihan utama dari teknologi blockchain adalah transparansinya. Informasi yang tersimpan dalam sebuah blockchain dapat dilihat oleh semua pihak yang terlibat, sehingga meminimalkan kemungkinan terjadinya kecurangan atau penyalahgunaan. Selain itu, blockchain juga merupakan teknologi yang tahan terhadap peretasan, karena untuk mengubah atau menghapus informasi yang tersimpan dalam sebuah blok, seseorang harus mengubah semua blok yang terikat dengannya, yang sangat sulit dilakukan.
Blockchain juga merupakan teknologi yang tidak terpusat, yang berarti tidak ada satu otoritas tunggal yang mengontrolnya. Ini membuat sistem blockchain lebih tahan terhadap gangguan, karena jika salah satu bagian dari jaringan terputus, sistem masih dapat berfungsi dengan normal.
Dalam komponen blockchain, dibagi menjadi beberapa bagian yang mempunyai fungsi masing-masing. Berikut ini adalah beberapa bagian Blockchain, yaitu:
- Blocks: setiap blok berisi data yang akan disimpan di dalam blockchain.
- Hash: setiap blok juga memiliki hash unik yang digunakan untuk mengenkripsi data di dalam blok. Hash merupakan string karakter yang terdiri dari angka dan huruf yang dihasilkan dari sebuah fungsi kriptografis.
- Chain: blok-blok tersebut dihubungkan satu sama lain menjadi sebuah rantai (chain) dengan menggunakan hash. Jika ada perubahan data di dalam blok, hash yang terkait akan berubah, sehingga mengakibatkan perubahan pada blok-blok yang terhubung dengannya.
- Node: setiap komputer yang terhubung ke dalam jaringan blockchain disebut dengan node. Node-node tersebut saling bertukar informasi dan bekerja sama untuk memverifikasi dan menyimpan data di dalam blockchain.
Blockchain juga menggunakan konsep consensus untuk memastikan bahwa data yang disimpan di dalamnya valid dan tidak diubah secara tidak sah. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencapai consensus di dalam jaringan blockchain, diantaranya adalah Proof of Work (PoW) dan Proof of Stake (PoS).
PoW adalah metode dimana node-node harus melakukan sejumlah perhitungan matematis yang cukup rumit untuk dapat memverifikasi transaksi dan menambahkan blok baru ke dalam blockchain. Proses ini disebut dengan "mining".
PoS adalah metode dimana node-node harus menyediakan sejumlah aset (biasanya mata uang digital) sebagai "stake" atau "taruhan" untuk dapat memverifikasi transaksi dan menambahkan blok baru ke dalam blockchain. Node yang memiliki stake terbesar akan lebih mungkin dipilih untuk memverifikasi transaksi dan menambahkan blok baru ke dalam blockchain.
Selain itu blockchain juga dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
Jenis-jenis Blcokchain
Jenis-jenis blockchain || Source: Pixabay |
Blockchan juga dibagi menjadi beberapa jenis yang berbeda, diantaranya adalah:
1. Public blockchain
2. Private blockchain
3. Consortium blockchain
4. Hybrid blockchain
5. Federated blockchain
6. Permissioned blockchain
Permissioned blockchain adalah blockchain yang hanya dapat diakses oleh pihak-pihak yang telah mendapat izin tertentu. Ini biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk mengelola data yang sensitif.
Selain itu, ada juga beberapa teknologi yang sering digunakan dalam blockchain, diantaranya adalah:
1. Distributed ledger
2. Cryptography
3. Smart contracts
Blockchain masih merupakan teknologi yang relatif baru dan masih terus berkembang. Namun, potensi yang dimilikinya sudah mulai terlihat, terutama dalam bidang keuangan dan perdagangan. Di masa depan, kemungkinan besar blockchain akan terus menemukan aplikasi baru dan menjadi salah satu teknologi yang paling penting di era digital ini.
Selain itu, blockchain juga memiliki beberapa kelemahan yang harus dipertimbangkan. Salah satu kelemahan utama adalah laju transaksi yang masih terbatas. Jaringan blockchain terbesar saat ini, seperti cryptocurrency Bitcoin dan Ethereum, hanya dapat memproses sekitar 10-15 transaksi per detik. Ini masih jauh di bawah laju transaksi yang dapat ditangani oleh sistem keuangan tradisional, seperti Visa, yang dapat memproses hingga 65.000 transaksi per detik.
Selain itu, blockchain juga membutuhkan banyak sumber daya untuk beroperasi. Karena sistem ini menyimpan semua informasi yang terkait dengan transaksi di seluruh jaringan, maka setiap node harus memiliki kapasitas penyimpanan yang cukup besar. Ini menyebabkan biaya yang cukup tinggi bagi pihak yang ingin menjalankan node dalam jaringan blockchain.
Namun, meskipun demikian, blockchain masih memiliki banyak potensi untuk menjadi teknologi yang sangat berguna di masa depan. Beberapa bidang yang dapat dimanfaatkan oleh teknologi ini diantaranya adalah:
- Keuangan: Dengan sistem keuangan terdesentralisasi yang ditawarkan oleh blockchain, maka kemungkinan terjadinya kecurangan atau penipuan akan berkurang. Selain itu, proses transaksi juga akan lebih cepat dan biayanya lebih murah.
- Supply chain: Blockchain dapat digunakan untuk memantau pergerakan barang atau bahan baku dari satu tempat ke tempat lainnya, sehingga memudahkan proses pengiriman dan pengelolaan stok.
- Verifikasi identitas: Blockchain dapat digunakan untuk memverifikasi identitas seseorang secara online, sehingga proses verifikasi akan lebih cepat dan aman.
- Pemilihan umum: Dengan sistem pemilihan terdesentralisasi yang ditawarkan oleh blockchain, maka kemungkinan terjadinya kecurangan dalam pemilihan umum akan berkurang.
Dengan demikian, meskipun masih terdapat beberapa kelemahan, blockchain merupakan teknologi yang sangat potensial untuk mengubah berbagai aspek kehidupan kita di masa depan.
Di samping itu, ada beberapa proyek dan perusahaan yang telah mengembangkan aplikasi blockchain untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di berbagai bidang, diantaranya adalah:
- Proyek Everledger: Menggunakan blockchain untuk melacak aset berharga, seperti diaman dan sertifikat hak atas tanah, sehingga memudahkan proses verifikasi dan pengelolaan.
- Perusahaan BitFury: Menggunakan blockchain untuk membantu pemerintah dan perusahaan-perusahaan untuk mengelola data dan informasi dengan lebih efisien.
- Proyek Provenance: Menggunakan blockchain untuk membantu perusahaan-perusahaan dalam industri fashion dan makanan untuk memantau pergerakan bahan baku dan produk-produk mereka, sehingga memastikan keamanan dan transparansi dalam supply chain.
Dengan demikian, terlihat bahwa teknologi blockchain telah menemukan berbagai aplikasi yang bermanfaat dalam bidang-bidang yang berbeda. Di masa depan, kemungkinan besar akan terdapat aplikasi-aplikasi baru yang akan dikembangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di berbagai bidang.
Iya, sekian artikel yang membahas tentang apa itu blockchain. Semoga informasi yang disampaikan dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi kalian. Terima kasih.
Baca Juga: